Apa sih yang membuat kita merasa enggan untuk mengenakan jilbab? apakah karena belum siap? ataukah karena merasa belum dapat hidayah dari Allah SWT?
Tahukah seperti apa hidayah itu sesungguhnya? tidak-kah kita tahu bahwa sesungguhnya hidayah itu telah ada di dalam diri kita hanya saja kita enggak megakuinya dan enggak menjalankannya. Apabila masih ada yang belum paham betul tentang hidayah, maka artikel ini akan mencoba menjelaskan hidayah yang sering disebut-sebut sebagai alasan utama banyak muslimah yang membangkang dari perintah tuhan semesta alam, membangkang dari menutup auratnya.
Sesungguhnya hidayah itu terbagi dua :
1. Hidayatut Taufiq
Semata-mata datangnya dari Allah. Sebagaimana yang dimaksud dalam firman-Nya:
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang YANG MAU menerima petunjuk." (QS. Al-Qashash: 56)
2. Hidayatul Irsyad
Ini dimiliki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan setiap orang yang berdakwah ilallah, yang mengajak orang lain menuju kebaikan. Sebagaimana dalam firman-Nya:
…وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Asy Syura: 52).
Jenis hidayah yang ke dua ini (hidayatul irsyad), dimiliki oleh setiap orang yang berdakwah ilallah, karena orang yang berdakwah ilallah hanya memberikan sebuah KUNCI menuju jalan yang benar dan lurus kepada orang lain.
Adapun akhir perkaranya, semua kembali kepada Allah. Sehingga, pada akhirnya Allah-lah saja yang menentukan seseorang mendapatkan hidayah dari-Nya (hidayatut taufiq), ataukah tidak.
[Lihat kitab al Qaulul Mufid ‘ala Kitab at Tauhid (1/348-349)]
Maka yang menjadi masalah adalah, apakah seseorang yang sudah melihat datangnya hidayah mau menerima hidayah (petunjuk) tersebut ataukah dia LEBIH SENANG BERPALING menjauhi hidayah tersebut, lalu mengatakan, "Belum mendapat hidayah."
Orang-orang yang telah "melihat" datangnya hidayah tetapi TIDAK MAU mengikutinya, maka pada hakikatnya adalah orang-orang yang LEBIH MENYUKAI kesesatan daripada hidayah (petunjuk).
Hal ini telah digambarkan oleh Allah Ta'ala sebagaimana dalam firman-Nya:
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
"Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu.." (QS. Al Fushshilat: 17)
nah, setelah mengetahui apa itu hidayah dan meresapi maknanya, apakah masih ada keinginan kita untuk ingkar? akankah kita tetap mengingkari hidayah yang telah Allah berikan pada diri kita?
yuk berjilbab!
*dari berbagai sumber
Tahukah seperti apa hidayah itu sesungguhnya? tidak-kah kita tahu bahwa sesungguhnya hidayah itu telah ada di dalam diri kita hanya saja kita enggak megakuinya dan enggak menjalankannya. Apabila masih ada yang belum paham betul tentang hidayah, maka artikel ini akan mencoba menjelaskan hidayah yang sering disebut-sebut sebagai alasan utama banyak muslimah yang membangkang dari perintah tuhan semesta alam, membangkang dari menutup auratnya.
Sesungguhnya hidayah itu terbagi dua :
1. Hidayatut Taufiq
Semata-mata datangnya dari Allah. Sebagaimana yang dimaksud dalam firman-Nya:
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang YANG MAU menerima petunjuk." (QS. Al-Qashash: 56)
2. Hidayatul Irsyad
Ini dimiliki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan setiap orang yang berdakwah ilallah, yang mengajak orang lain menuju kebaikan. Sebagaimana dalam firman-Nya:
…وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Asy Syura: 52).
Jenis hidayah yang ke dua ini (hidayatul irsyad), dimiliki oleh setiap orang yang berdakwah ilallah, karena orang yang berdakwah ilallah hanya memberikan sebuah KUNCI menuju jalan yang benar dan lurus kepada orang lain.
Adapun akhir perkaranya, semua kembali kepada Allah. Sehingga, pada akhirnya Allah-lah saja yang menentukan seseorang mendapatkan hidayah dari-Nya (hidayatut taufiq), ataukah tidak.
[Lihat kitab al Qaulul Mufid ‘ala Kitab at Tauhid (1/348-349)]
Maka yang menjadi masalah adalah, apakah seseorang yang sudah melihat datangnya hidayah mau menerima hidayah (petunjuk) tersebut ataukah dia LEBIH SENANG BERPALING menjauhi hidayah tersebut, lalu mengatakan, "Belum mendapat hidayah."
Orang-orang yang telah "melihat" datangnya hidayah tetapi TIDAK MAU mengikutinya, maka pada hakikatnya adalah orang-orang yang LEBIH MENYUKAI kesesatan daripada hidayah (petunjuk).
Hal ini telah digambarkan oleh Allah Ta'ala sebagaimana dalam firman-Nya:
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
"Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu.." (QS. Al Fushshilat: 17)
nah, setelah mengetahui apa itu hidayah dan meresapi maknanya, apakah masih ada keinginan kita untuk ingkar? akankah kita tetap mengingkari hidayah yang telah Allah berikan pada diri kita?
yuk berjilbab!
*dari berbagai sumber

0 komentar:
Posting Komentar