Motivasi Islami

Jumat, 26 Februari 2016

Lima Hikmah Menikah

Lima Hikmah Menikah - Anjuran untuk menikah telah banyak disinggung oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi hikmah yang terserak di balik anjuran tersebut bertebaran mewarnai perjalanan hidup manusia. Misalnya dari Al Quran, maka kita peroleh keterangan manfaat menikah;

وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاء يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nur [24]: 32).

Lewat lisan Nabi Muhammad kita dapati sabdanya: “Nikah itu sunnahku, siapa yang tidak suka sunnahku dia bukan dari golonganku.” (HR. Abu Ya`la)

Dari Imam Ahmad bin Hanbal, jadi kita peroleh kisah yang membawa semangat untuk menikah. Jadi dua hari lepas kemangkatan sang istri, beliau melangsungkan pernikahan yang berikutnya. Maka oleh orang-orang di sekitarnya beliau ditanya tentang hal tersebut. Maka dengan tenang beliau memberikan jawaban sederhana, “Aku tidak ingin dikatakan duda tanpa istri karena hal itu berarti telah meninggalkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.”

Secara sederhana, maka setidaknya ada 5 (lima) hikmah di balik perintah menikah dalam Islam.

Pertama, sebagai wadah birahi manusia yang halal

Allah ciptakan manusia dengan menyisipkan hawa nafsu dalam dirinya. Bahkan ada kalanya nafsu bereaksi positif dan ada kalanya negatif. Jadi manusia yang tidak bisa mengendalikan nafsu birahi tak menempatakannya sesuai wadah yang telah ditentukan, akan sangat mudah terjebak pada ajang baku syahwat terlarang. Maka pintu pernikahan adalah sarana yang tepat nan jitu dalam mewadahi aspirasi nulari normal seorang anak keturunan Adam. Dengan hubungan biologis antara laki dan perempuan dalam ikatan suci pernikahan terhitung sebagai sedekah. Seperti diungkap oleh Rasul dalam haditsnya, “Dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah sedekah.” “Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa, demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala.” (HR. Muslim)

Kedua, meneguhkan moralitas yang luhur

Dengan menikah dua anak manusia yang berlawanan jenis tengah berusaha dan selalu berupaya membentengi serta menjaga harkat dan martabatnya sebagai hamba Allah. Karena akhlak dalam Islam sangatlah penting. Maka lenyapnya akhlak dari diri seseorang merupakan lonceng kebinasaan, bukan saja bagi dirinya bahkan bagi suatu bangsa. Maka kenyataan yang ada selama ini menunjukkkan gejala tidak baik, telah ditandai merosotnya moral sebagian kawula muda dalam pergaulan. Adanya percintaan berujung pada hubungan intim di luar pernikahan, melahirkan bayi-bayi yang tidak berdosa tanpa diinginkan oleh mereka yang melahirkannya. Bahkan angka aborsi semakin tinggi. Akibatnya, kerusakan para pemuda dewasa ini semakin parah.

Jauh sebelum ini, Nabi telah memberikan suntikan motivasi kepada para pemuda untuk menikah, “Wahai para pemuda, barangsiapa sudah memiliki kemampuan untuk menafkahi, maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat meredam keliaran pandangan, pemelihara kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa, sebab puasa adalah sebaik-baik benteng diri.” (HR. Bukhari-Muslim)
Lima Hikmah Menikah

Ketiga, membangun rumah tangga Islami

Slogan “sakinah, mawaddah, wa rahmah” tidak akan menjadi kenyataan jika tanpa dilalui proses menikah. Jadi tidak ada kisah menawan dari insan-insan terdahulu mapun sekarang, sehingga mereka sukses mendidik putra-putri dan keturunan bila tanpa menikah yang diteruskan dengan membangun biduk rumah tangga Islami. Seperti layaknya perahu, adanya rumah tangga kadang terombang-ambing oleh ombak di lautan. Selalu ada aral melintang. Maka ada kesulitan yang datang menghadang. Semuanya adalah tantangan dan riak-riak yang berbanding lurus dengan keteguhan sikap dan komitmen membangun rumah tangga ala Rasul dan sahabatnya. Sabar dan syukur adalah kunci meraih hikmah ketiga ini.

Keempat, memotivasi semangat dalam beribadah

Risalah Islam tegas memberikan keterangan pada umat manusia, tidaklah mereka diciptakan oleh Allah kecuali untuk bersembah sujud, dengan beribadah kepada-Nya. Maka dengan menikah, tentu diharapkan pasangan saling mengingatkan kesalahan dan kealpaan masing-masing. Dengan menikah satu sama lain memberi nasihat untuk menunaikan hak Allah dan Rasul-Nya, shalat, mengajarkan Al Quran, dan sebagainya.

Kelima, melahirkan keturunan/generasi yang baik

Hikmah menikah adalah melahirkan anak-anak yang shalih, yang berkualitas dalam iman dan takwa, yang cerdas secara spiritual, secara emosianal, maupun intelektual. Sehingga dengan menikah, orangtua bertanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya sebagai generasi yang bertakwa dan beriman kepada Allah. Tanpa pendidikan yang baik tentulah tak akan mampu melahirkan generasi yang baik.

Lima Hikmah Menikah di atas merupakan satu sisi dari sekian banyak aspek di balik titah menikah yang digaungkan Islam. Maka kini saatnya muda-mudi berpikir keras, untuk mencari jodoh yang baik, maka bermusyawarahlah dengan Allah dan keluarga, lalu cari dan temukan pasangan yang beriman, berperangai mulia, lalu menikahlah dan nikmati hikmah-hikmahnya. Wallahu A`lam.


*Penulis pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang

[Sumber Tulisan: Hidayatullah.COM]
Lima Hikmah Menikah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Nuniek KR

0 komentar:

Posting Komentar