Motivasi Islami

Jumat, 31 Oktober 2014

Meluruskan Kembali Makna Hijab





Hijab menjadi trend baru di kalangan muslimah dan memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Satu sisi bisa membawa para muslimah menuju ketaatan yang sesungguhnya dan satu sisi yang lainnya hijab yang mereka kenakan justru akan membawa mereka pada murka Allah SWT.
Mengapa trend hijab belakangan ini justru membawa kaum muslimah ke petaka? Itu karena pemahaman yang keliru mengenai jilbab yang dikenakan. Kebanyakan perempuan masa kini tak mau terlihat ketinggalan zaman, jilbab yang lebar dan menjuntai hingga ke pinggang dengan bahan yang tebal nan kaku pun dianggap sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman.
Maka dari itu, saat muncul desainer-desainer muslim muda yang membawa aneka rancangan pakaian muslim ‘modern’, itu menjadi angin segar yang langsung menjadi trend di tengah muslim muslimah seluruh Indonesia. Pada awalnya desain-desain pakaian muslim modern itu hanya bermain di warna dan aplikasi tambahan pada gamis atau pada jilbab, seperti penambahan renda, pita dan korsase-korsase cantik. Dengan adanya pemanis tambahan pada busana-busana muslim tersebut, produk-produk busana muslim modern laku keras dan terjadi lonjakan permintaan pasar yang tinggi.
Hal ini sesungguhnya menunjukkan bahwa umat muslim di Indonesia sesungguhnya ingin mengenakan pakaian yang sesuai syari’at, hanya saja masih saja takut dikatakan ketinggalan zaman karena mengenakan gamis lebar tanpa variasi yang berwarna gelap dan kerudung lebar nan tebal. Maka dari itu, saat ada produsen yang menyediakan aneka busana muslim modern, pakaian-pakaian tersebut laku keras bak kacang goreng.
Namun yang paling melenceng dari itu semua adalah penutup kepala yang dikenakan. Jilbab—atau ngetopnya hijab saat ini, semakin jauh saja dari makna hijab yang sesungguhnya. Al Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al hijab adalah benda yang menutupi sesuatu. Dalam kitab Al Ta’rifat dijelaskan bahwa Al Hijab adalah segala sesuatu yang terhalang dari pencarian kita, dalam arti bahasa berarti ma’nu yaitu mencegah, contohnya mencegah diri kita dari penglihatan orang lain. Lantas apakah hijab yang banyak beredar di pasaran sekarang mencegah kita dari pandangan orang lain? jauh dari mencegah pandangan orang lain, yang ada aneka hijab dan aksesorisnya malah membuat orang-orang di sekitar kita—terutama lawan jenis, malah memperhatikan kita.

Inilah yang harus kembali diluruskan, hijab bukanlah selembar pashmina bermotif ramai dengan warna mencolok yang dibelitkan ke kepala, lalu ‘dipercantik’ dengan bros-bros besar berbulu-bulu, manik berkilau dan renda-renda warna cerah. Jauh dari kesan sederhana dan malah ber-tabarruj. Hijab yang baik dan benar itu adalah kain panjang yang tebal dan tidak menerawang serta menutupi seluruh rambut hingga ke dada dan sampai ke pinggang. Sangat simpel dan mudah dikenakan, cukup pakai peniti di dagu jadilah hijab syar’i. Ayo kembali ke hijab syar’i!
Meluruskan Kembali Makna Hijab Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Nuniek KR

0 komentar:

Posting Komentar